Gorau Glau

  • 0



Aku telah mengenalnya setahun belakangan ini. Ia tipikal tikus yang jarang berbicara namun sering mengeluh. Dua sisi yang bertolak belakang, menurutku. 

“Bagaimana ‘tangkapanmu’ hari ini, bro?”, tanyaku padanya malam itu. Kami tidak sengaja bertemu di sudut gang yang gelap dan juga dingin. Hujan baru saja selesai mengguyur pinggiran kota ini, Inggris.

“Tidak sebanyak hari kemarin”, jawabnya datar, “Dan sekarang aku lapar”, sambungnya.

Aku hanya tersenyum kecil. Tuh, kamu dengar sendiri kan, baru memulai pembicaraan saja dia sudah memulainya dengan mengeluh.

“Bagaimana denganmu?”, kali ini ia yang balik bertanya.

“Sepertinya biasanya, berkeliling satu hari­ untuk makan satu hari”, jawabku sambil tersenyum.

Ada nada kesombongan dalam ucapannku, aku sombong bahwa aku bisa lebih bersyukur darinya.

“Besok aku akan pergi ke gudang yang di ujung jalan sana. Kudengar dari Serra, disana ada Gorau Glau yang paling enak se-Inggris Raya. Aku akan kesana besok”, ujarnya tidak bersemangat dan melenggang pergi.

***

Esok malamnya, kudengar kabar bahwa ia telah mati. Mati karena terjepit perangkap tikus di rumah ujung jalan.

***

[Beranicerita #06] Insyaf!

  • 13

Tak perlu waktu lama, Rino akhirnya sampai di rumah bergaya Jawa kuno yang cukup besar. Halamannya luas dengan beberapa pohon beringin. Tampaknya rumah ini adalah rumah turun-temurun.

Tok, tok! Rino mengetuk pintu.

Tak lama pintu dibuka. Rino terkejut melihat sosok yang berada di hadapannya.

“Do..Doo..Donna?? Benarkah kamu Donna?? i..nii..ini tidak mungkin. Hahaha..”

 “Bang Rino? Bagaimana abang bisa tahu alamat ini??”

“Apa yang telah terjadi padamu? Mana dirimu yang biasanya, sayang? Hahaha..”

Donna berusaha untuk bersikap sewajarnya atas tertawaan Rino.

“Silakan duduk dulu, bang”

“Sejak kapan kamu begini?”

“Sejak aku memutuskan hubungan kita”

Donna berusaha untuk menjawabnya dengan tenang.

“Kau paham kan bahwa aku butuh penjelasan yang lebih daripada itu”

Donna berusaha untuk tetap tenang, namun hatinya terasa mulai berkecamuk.

“Kehilangan Dinda, adikku satu-satunya, telah membuatku sadar bahwa hidup ini hanya sementara. Aku bekerja siang malam hanya untuk memenuhi kebutuhannya dan bisa melihatnya tersenyum. Apapun akan aku lakukan, bahkan hingga terjerumus ke dunia hitam. Semuanya demi Dinda. Karena hanya dia yang aku punya di dunia ini”

“Dinda telah tiada? Bagaimana mungkin?”

“Selama ini aku selalu menyembunyikan apa pekerjaanku, tapi saat ia tahu aku bekerja di pub itu untuk memenuhi kebutuhan kami, ia langsung sangat membenciku. Sampai akhirnya aku menemukan ia sudah tak bernyawa di kamarnya sebulan yang lalu”.

Kali ini Donna tak dapat menahan butiran air matanya lagi.

“Ia meninggalkan sepucuk surat, dan aku tersadar bahwa aku harus kembali ke jalan yang benar, dan itu tanpamu. Kembalilah ke istrimu, Bang. Jangan lagi duakan dia seperti ini. Aku tahu dia selalu mencintaimu. Kembalilah padanya, dan berbahagialah”

Situasi ini benar-benar tidakk dapat dipahami Rino. Seorang Donna, mantan pelayan pub, yang kini telah menutup aurat.

___

Words: 271 



(Co)Review: CAST AWAY (2000)

  • 0
Sebuah film drama besutan Robert Zemeckis yang membuat Tom Hanks dinominasikan sebagai Best Actor in a Leading Role pada 73rd Academy Awards dan dianugrahi penghargaan Best Performance by an Actor in a Motion Picture pada 58th Golden Globe Awards untuk performanya yang hampir sempurna, Cast Away, dirilis 7 Desember 2000 di Amerika Serikat. Film ini merupakan tipe film Hollywood berbudget besar yang setiap orang ekspektasikan dari aktor sekelas Tom Hanks dan sutradara Robert Zemeckis. Terakhir kali Zemeckis dan Hanks bekerja sama, terlahir tokoh legenda – Forrest Gump, seorang idiot yang tentunya diperankan oleh Tom Hanks. Forrest Gump (1994) merupakan film drama sekaligus satir yang sangat baik saat itu, dan dijadikan standar ekspektasi untuk Cast Away agar Zemeckis dan Hanks mengulang keberhasilan yang sama.

Dengan latar belakang tahun 1995, Chuck Noland (Tom Hanks) adalah seorang analis sistem di perusahaan Federal Express (Fed Ex) yang terobsesi dengan waktu dan berkeliling dunia untuk menyelesaikan permasalahan produktivitas perusahaan jasa kurir tersebut. Di awal film digambarkan kegigihannya dalam mengantarkan paket-paket ke tempat tujuan tepat waktu dengan latar Kota Moscow. Seselesai tugasnya di Russia, Chuck menyempatkan makan malam dengan pacarnya, Kelly Frears (Helen Hunt), juga dengan keluarga besarnya, sampai akhirnya panggilan tugas ke Malaysia harus memisahkan mereka kembali. Di bandara, Chuck menjanjikan Kelly untuk kembali saat perayaan malam tahun baru. Di sepanjang cerita awal ini diperlihatkan kedekatan Chuck dan Kelly sebagai reservasi inisiator emosi dalam cerita film, yang berujung pada pemberian family heirloom milik Kelly kepada Chuck berupa jam antik berisi foto Kelly warisan kakeknya. Beberapa saat berselang, pesawat yang ditumpangi Chuck terbang di atas lautan Pasifik Selatan dalam keadaan badai. Pesawat mengalami gangguan, lalu tiba-tiba terjadi ledakan yang menyebabkan pesawat jatuh, dan Chuck tenggelam di tengah puing-puing pesawat. Sebuah life-raft membawanya ke permukaan dan menghantarkannya ke sebuah pulau tropis, sampai akhirnya dia mengetahui bahwa tidak ada penghuni satupun setelah menjelajahi pulau tersebut. Beberapa paket FedEx terbawa ombak ke pesisir pantai, begitu pula mayat salah satu pilot pesawat yang kemudian dia kubur. Chuck membuat sinyal pertolongan dan sekali mencoba keluar dari pulau tersebut menggunakan life-raft yang ada, namun hal tersebut sia-sia karena terjangan ombak yang kuat. Menyadari dirinya jauh dari peradaban, Chuck segera mencari makanan, air minum, membuat tempat tinggal, dan membuka semua paket FedEx yang dia temukan, kecuali satu paket dengan gambar sepasang sayap. Saat pertama kali membuat api, Chuck terluka parah di tangannya, kekesalan pun dilampiaskan dengan melempar beberapa barang, termasuk bola voli bermerk Wilson. Bekas darah pada bola voli digunakan Chuck untuk menggambar muka, memberinya nama Wilson dan mulai berbicara dengannya.

Empat tahun kemudian Chuck secara dramatis menjadi lebih kurus, berjenggot lebat, rambutnya memanjang dan telah beradaptasi dengan keadaan, yang terlihat saat berburu ikan dan membuat api. Chuck pun menjadi terbiasa berbicara dan berargumen dengan Wilson, selain tentunya memandangi foto Kelly sebagai satu-satunya barang paling berharga untuknya saat itu. Ketika sebuah bagian besar dari toilet portable terseret ombak ke pulau tersebut, Chuck mulai membangun rakit besar dan memanfaatkannya sebagai sebuah layar. Setelah menghabiskan waktu untuk menentukan cuaca yang optimal menggunakan analemma yang digambar di dalam gua, dia mulai berlayar dan menggunakan layar untuk mengatasi terjangan ombak yang besar. Beberapa saat di laut, badai yang ada membuat kapalnya rusak. Hari berikutnya, Chuck kehilangan Wilson saat bola voli tersebut jatuh ke laut. Sampai akhirnya sebuah perahu cargo yang melintas menemukannya terkapar di rakit.

Cast Away terbagi menjadi tiga segmen yang jelas, pembangunan cerita, cerita utama dan akhir cerita setelahnya. Walaupun fokus utama film berada di 75 menit penceritaan detail pengalaman Chuck saat terdampar dan bertahan hidup, bagian akhir cerita justru menyuguhkan solusi yang tidak mudah saat dihadapkan pada situasi sulit dimana setelah 4 tahun kabar kehilangan dirinya, dengna memanfaatkan reservasi emosi yang disebutkan sebelumnya, kemudian Chuck harus melanjutkan hidupnya setelah kehilangan Kelly, yang meningkatkan film ini dari level menegangkan ke petualangan inovatif hingga menjadi sebuah drama yang sahih.  Bagi pencinta film drama mungkin bagian ini akan selalu membuat persediaan tissue habis karena air mata. Namun akhir cerita tidak berujung melankolis, satu paket yang Chuck pertahankan dari pulau dengan gambar sepasang sayap menghantarkannya menuju harapan baru.

Dari teknis sinematografi, Don Burgess cukup sukses membuat film ini menarik secara visual — tidak aneh bila melihat film-film yang dibuatnya seperti Forrest Gump (1994), Richie Rich (1994), What Lies Beneath (2000), Spider-Man (2002), 13 Going 30 (2004), dengan teknik sinema Hollywood menggunakan crane, dolly dan juga glider serta pemilihan framing yang pas film ini mampu memanjakan mata penontonnya. Kecelakaan pesawat yang terjadi di setengah jam pertama pun dieksekusi berbeda dari hampir semua kecelakaan udara yang pernah ada di sebuah motion picture. Robert Zemeckis melakukan digital effect, namun tidak memperlihatkan bagaimana tabrakan pesawat itu terjadi. Penonton akan melihat gambaran di dalam pesawat, keadaan angin kencang dan kekelaman ruangan yang menghasilkan ketegangan dan setting sesuai keadaan sebenarnya. Hasil serupa diperlihatkan saat Chuck berusaha menyelamatkan dirinya untuk mencapai permukaan laut dari pesawat yang akan tenggelam. Adegan di pantai pun tidak monoton – seperti film Six Days, Seven Nights (1998) misalnya, dimana Cast Away justru lebih menonjolkan detail, menceritakan petualangan bertahan hidup Chuck step-by-step, sampai ke hal-hal kecil seperti membuka buah kelapa ala MacGyver. Robert Zemeckis tidak mencampur aduk cerita, hanya berfokus pada Chuck di pulau tropis, tidak ada adegan “back to Memphis”, karena hal tersebut dapat merusak flow penonton pastinya. Hampir lebih dari satu jam, hanya suara alam sekitar serta sedikit dialog Chuck yang terdengar, disini penulis naskah tidak harus bekerja keras membuat situasi yang dramatis. Di 30 menit epilog film, saat dilema dimulai, Robert Zemeckis dan William Broyles Jr. sebagai penulis cerita menghindari sesuatu yang melodramatis, hal ini ditunjukkan dengan ketegasan karakter Chuck hingga akhir cerita, tidak umum, namun hal ini berhasil membuat film sangat dramatis.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, film ini sangat minim scoring dan dialog, gerak-gerik tokoh Chuck, menjadi roh film ini. Namun hal tersebut tidak lantas membuat Cast Away membosankan, karena akting laur biasa Tom Hanks sukses menghidupkan karakter Chuck yang depresi dan kesepian, setengah gila lebih tepatnya. Dia bisa memperlihatkan bagaimana perubahan Chuck yang semakin hari semakin ahli bertahan hidup. Emosi-emosi yang dia tampilkan juga sangat alamiah. Pantas bila film ini disebut sebagai one man show dari Tom Hanks, selain itu didukung juga dengan bola voli Wilson. Empati penonton akan timbul saat Wilson terseret arus, sebuah chemistry antara manusia dan benda mati. Terdengar aneh, namun hal itu terlihat nyata berkat penampilan Tom Hanks. Perubahan fisik Tom Hanks pun menjadi sorotan, karena Tom Hanks sampai menyewa trainer untuk menurunkan berat badannya secara drastis demi film ini. Sayangnya, akting sahih dan workout keras Tom Hanks belum cukup untuk mengalahkan Russel Crowe yang memenangi Oscar saat itu.
Sebagai pemeran pendukung, Helen Hunt, yang pertama kali masuk ke dunia motion picture di film ini dibayang-bayangi kesuksesannya saat berakting di film Mad About You (1996) dimana membuahkan banyak penghargaan untuk dirinya. Meskipun peran pentingnya dimulai di akhir 30 menit film, Helen Hunt berhasil beraktingbaiksehingga film ini berakhir sangat dramatis. Alhasil, dirinya memenangi penghargaan Blockbuster Entertainment Award for Favorite Supporting Actress – Drama dan dinominasikan dalam MTV Movie Award for Best Kiss (shared with Tom Hanks), LOL!. Menariknya, Cast Away merupakan film keempatnya dalam empat bulan, setelah Dr. T and The Women (2000), Pay It Forward (2000), dan What Women Want (2000), wow!.
Akhir kata, konsep one man show yang diusung Cast Away dieksekusi sangat sahih, baik dari segi cerita, naskah, sinematrografi, dan akting para pemain di 143 menit film ini, sehingga resiko membosankan disulap menjadi sesuatu yang sangat menarik, dan tentunya penampilan terbaik Tom Hanks dalam film ini akan sulit dilupakan. Bagi pencinta film drama, mungkin ini salah satu film yang wajib untuk ditonton. 

Reviewed By: Andrian Hadiana
Source: http://kineklub.lfm-itb.com/log/2012/05/05/cast-away-2000/
(tanpa pengubahan)

#A good movie #not trade of sensuality #power of love #never give up #there is a meaning behind the problem. Enjoy. n.n

22 Desember

  • 0


Selamat Hari Ibu, Ma..
Selamat ulang tahun, Pa..
Loving you, forever..
_ai





Teh manis hangat dan Gunung Batur, Kintamani

  • 0
Satu cangkir disebelah kiri buat kamu, kakak :)

#akumengamati

  • 0

Sebagaimana Tuhan menciptakan indahnya dunia, seperti itulah indahnya wanita. Gambaran wanita dalam pikiranku, compleks.
Wanita yang satu itu, sejauh apapun ia melangkah, tetaplah kembali pada kodratnya sebagai wanita. Tapi, tak hanya dia, semua wanita begitu, menurutku. Tingginya ilmu tidak menjamin serta merta wanita sempurna. Ada satu ruang rahasia dimana tersimpan keinginan mendalam untuk dapat menjadi satu-satunya wanita bagi seorang pria, melangkah, dan terbang mengharu biru bersama. Namun, ada saja yang datang padanya memberi perhatian secara lebih, ibarat air yang menetes terus menerus pada batu, hati yang teguh tetap juga bisa berpaling. Begitulah..
          Ada lagi satu wanita. Bersandar pada prinsip untuk bisa hidup bebas sesuai apa yang dikata kehendak hati. Keras dan mau bertarik urat untuk bisa bertahan dengan apa yang dimaui. Tetap begitu hingga senjanya. Heran..
          Namun, ada satu yang buatku ia lebih daripada seharusnya ia. Masih muda, tapi sudah ikhlas dan banyak berserah. Hingga aku yakin bahwa itulah yang buat ia tidak bisa tertawa ceria layaknya remaja usianya. Bahkan aku yakin bahwa ia lebih dewasanya daripada aku, padahal aku yang lebih tua darinya. Tuhan, sebenar-benarnya, aku sungguh khawatir akan dia. Kehidupannya memang keras. Andai ia bisa memilih sanak saudara, yakinku bulat bahwa ia takkan mau memilih yang ada padanya sekarang. *devil

Yahh, kembalilah, kembalilah padaNya, satu-satunya cara berdamai dengan semua keluhmu.. Yahh, begitulah, jangan berkeluh padaku lagi, karena aku juga sepertimu, compleks!

#wanita-wanita disekelilingku..