Sebuah film drama besutan Robert Zemeckis yang membuat Tom Hanks dinominasikan sebagai Best Actor in a Leading Role pada 73rd Academy Awards dan dianugrahi penghargaan Best Performance by an Actor in a Motion Picture pada 58th Golden Globe Awards untuk performanya yang hampir sempurna, Cast Away, dirilis
7 Desember 2000 di Amerika Serikat. Film ini merupakan tipe film
Hollywood berbudget besar yang setiap orang ekspektasikan dari aktor
sekelas Tom Hanks dan sutradara Robert Zemeckis. Terakhir kali Zemeckis
dan Hanks bekerja sama, terlahir tokoh legenda – Forrest Gump, seorang
idiot yang tentunya diperankan oleh Tom Hanks. Forrest Gump (1994) merupakan film drama sekaligus satir yang sangat baik saat itu, dan dijadikan standar ekspektasi untuk Cast Away agar Zemeckis dan Hanks mengulang keberhasilan yang sama.
Dengan latar belakang tahun 1995, Chuck
Noland (Tom Hanks) adalah seorang analis sistem di perusahaan Federal
Express (Fed Ex) yang terobsesi dengan waktu dan berkeliling dunia
untuk menyelesaikan permasalahan produktivitas perusahaan jasa kurir
tersebut. Di awal film digambarkan kegigihannya dalam mengantarkan
paket-paket ke tempat tujuan tepat waktu dengan latar Kota Moscow.
Seselesai tugasnya di Russia, Chuck menyempatkan makan malam dengan
pacarnya, Kelly Frears (Helen Hunt), juga dengan keluarga besarnya,
sampai akhirnya panggilan tugas ke Malaysia harus memisahkan mereka
kembali. Di bandara, Chuck menjanjikan Kelly untuk kembali saat
perayaan malam tahun baru. Di sepanjang cerita awal ini diperlihatkan
kedekatan Chuck dan Kelly sebagai reservasi inisiator emosi dalam
cerita film, yang berujung pada pemberian family heirloom milik
Kelly kepada Chuck berupa jam antik berisi foto Kelly warisan
kakeknya. Beberapa saat berselang, pesawat yang ditumpangi Chuck terbang
di atas lautan Pasifik Selatan dalam keadaan badai. Pesawat mengalami
gangguan, lalu tiba-tiba terjadi ledakan yang menyebabkan pesawat
jatuh, dan Chuck tenggelam di tengah puing-puing pesawat. Sebuah life-raft
membawanya ke permukaan dan menghantarkannya ke sebuah pulau tropis,
sampai akhirnya dia mengetahui bahwa tidak ada penghuni satupun setelah
menjelajahi pulau tersebut. Beberapa paket FedEx terbawa ombak ke
pesisir pantai, begitu pula mayat salah satu pilot pesawat yang kemudian
dia kubur. Chuck membuat sinyal pertolongan dan sekali mencoba keluar
dari pulau tersebut menggunakan life-raft yang ada, namun hal
tersebut sia-sia karena terjangan ombak yang kuat. Menyadari dirinya
jauh dari peradaban, Chuck segera mencari makanan, air minum, membuat
tempat tinggal, dan membuka semua paket FedEx yang dia temukan, kecuali
satu paket dengan gambar sepasang sayap. Saat pertama kali membuat api,
Chuck terluka parah di tangannya, kekesalan pun dilampiaskan dengan
melempar beberapa barang, termasuk bola voli bermerk Wilson. Bekas darah
pada bola voli digunakan Chuck untuk menggambar muka, memberinya nama
Wilson dan mulai berbicara dengannya.
Empat tahun kemudian Chuck secara
dramatis menjadi lebih kurus, berjenggot lebat, rambutnya memanjang dan
telah beradaptasi dengan keadaan, yang terlihat saat berburu ikan dan
membuat api. Chuck pun menjadi terbiasa berbicara dan berargumen dengan
Wilson, selain tentunya memandangi foto Kelly sebagai satu-satunya
barang paling berharga untuknya saat itu. Ketika sebuah bagian besar
dari toilet portable terseret ombak ke pulau tersebut, Chuck
mulai membangun rakit besar dan memanfaatkannya sebagai sebuah layar.
Setelah menghabiskan waktu untuk menentukan cuaca yang optimal
menggunakan analemma yang digambar di dalam gua, dia mulai berlayar dan
menggunakan layar untuk mengatasi terjangan ombak yang besar. Beberapa
saat di laut, badai yang ada membuat kapalnya rusak. Hari berikutnya,
Chuck kehilangan Wilson saat bola voli tersebut jatuh ke laut. Sampai
akhirnya sebuah perahu cargo yang melintas menemukannya terkapar di
rakit.
Cast Away terbagi menjadi tiga
segmen yang jelas, pembangunan cerita, cerita utama dan akhir cerita
setelahnya. Walaupun fokus utama film berada di 75 menit penceritaan
detail pengalaman Chuck saat terdampar dan bertahan hidup, bagian akhir
cerita justru menyuguhkan solusi yang tidak mudah saat dihadapkan pada
situasi sulit dimana setelah 4 tahun kabar kehilangan dirinya, dengna
memanfaatkan reservasi emosi yang disebutkan sebelumnya, kemudian Chuck
harus melanjutkan hidupnya setelah kehilangan Kelly, yang meningkatkan
film ini dari level menegangkan ke petualangan inovatif hingga menjadi
sebuah drama yang sahih. Bagi pencinta film drama mungkin
bagian ini akan selalu membuat persediaan tissue habis karena air mata.
Namun akhir cerita tidak berujung melankolis, satu paket yang Chuck
pertahankan dari pulau dengan gambar sepasang sayap menghantarkannya
menuju harapan baru.
Dari teknis sinematografi, Don Burgess
cukup sukses membuat film ini menarik secara visual — tidak aneh bila
melihat film-film yang dibuatnya seperti Forrest Gump (1994), Richie Rich (1994), What Lies Beneath (2000), Spider-Man (2002), 13 Going 30 (2004), dengan teknik sinema Hollywood menggunakan crane, dolly dan juga glider
serta pemilihan framing yang pas film ini mampu memanjakan mata
penontonnya. Kecelakaan pesawat yang terjadi di setengah jam pertama pun
dieksekusi berbeda dari hampir semua kecelakaan udara yang pernah ada
di sebuah motion picture. Robert Zemeckis melakukan digital effect,
namun tidak memperlihatkan bagaimana tabrakan pesawat itu terjadi.
Penonton akan melihat gambaran di dalam pesawat, keadaan angin kencang
dan kekelaman ruangan yang menghasilkan ketegangan dan setting sesuai
keadaan sebenarnya. Hasil serupa diperlihatkan saat Chuck berusaha
menyelamatkan dirinya untuk mencapai permukaan laut dari pesawat yang
akan tenggelam. Adegan di pantai pun tidak monoton – seperti film Six Days, Seven Nights (1998) misalnya, dimana Cast Away justru lebih menonjolkan detail, menceritakan petualangan bertahan hidup Chuck step-by-step,
sampai ke hal-hal kecil seperti membuka buah kelapa ala MacGyver.
Robert Zemeckis tidak mencampur aduk cerita, hanya berfokus pada Chuck
di pulau tropis, tidak ada adegan “back to Memphis”, karena hal
tersebut dapat merusak flow penonton pastinya. Hampir lebih dari satu
jam, hanya suara alam sekitar serta sedikit dialog Chuck yang
terdengar, disini penulis naskah tidak harus bekerja keras membuat
situasi yang dramatis. Di 30 menit epilog film, saat dilema dimulai,
Robert Zemeckis dan William Broyles Jr. sebagai penulis cerita
menghindari sesuatu yang melodramatis, hal ini ditunjukkan dengan
ketegasan karakter Chuck hingga akhir cerita, tidak umum, namun hal ini
berhasil membuat film sangat dramatis.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, film ini sangat minim scoring dan dialog, gerak-gerik tokoh Chuck, menjadi roh film ini. Namun hal tersebut tidak lantas membuat Cast Away
membosankan, karena akting laur biasa Tom Hanks sukses menghidupkan
karakter Chuck yang depresi dan kesepian, setengah gila lebih tepatnya.
Dia bisa memperlihatkan bagaimana perubahan Chuck yang semakin hari
semakin ahli bertahan hidup. Emosi-emosi yang dia tampilkan juga sangat
alamiah. Pantas bila film ini disebut sebagai one man show
dari Tom Hanks, selain itu didukung juga dengan bola voli Wilson.
Empati penonton akan timbul saat Wilson terseret arus, sebuah chemistry
antara manusia dan benda mati. Terdengar aneh, namun hal itu terlihat
nyata berkat penampilan Tom Hanks. Perubahan fisik Tom Hanks pun menjadi
sorotan, karena Tom Hanks sampai menyewa trainer untuk menurunkan berat badannya secara drastis demi film ini. Sayangnya, akting sahih dan workout keras Tom Hanks belum cukup untuk mengalahkan Russel Crowe yang memenangi Oscar saat itu.
Sebagai pemeran pendukung, Helen Hunt, yang pertama kali masuk ke dunia motion picture di film ini dibayang-bayangi kesuksesannya saat berakting di film Mad About You
(1996) dimana membuahkan banyak penghargaan untuk dirinya. Meskipun
peran pentingnya dimulai di akhir 30 menit film, Helen Hunt berhasil
beraktingbaiksehingga film ini berakhir sangat dramatis. Alhasil,
dirinya memenangi penghargaan Blockbuster Entertainment Award for Favorite Supporting Actress – Drama dan dinominasikan dalam MTV Movie Award for Best Kiss (shared with Tom Hanks), LOL!. Menariknya, Cast Away merupakan film keempatnya dalam empat bulan, setelah Dr. T and The Women (2000), Pay It Forward (2000), dan What Women Want (2000), wow!.
Akhir kata, konsep one man show yang diusung Cast Away dieksekusi sangat sahih,
baik dari segi cerita, naskah, sinematrografi, dan akting para pemain
di 143 menit film ini, sehingga resiko membosankan disulap menjadi
sesuatu yang sangat menarik, dan tentunya penampilan terbaik Tom Hanks
dalam film ini akan sulit dilupakan. Bagi pencinta film drama, mungkin
ini salah satu film yang wajib untuk ditonton.
Reviewed By: Andrian Hadiana
Source: http://kineklub.lfm-itb.com/log/2012/05/05/cast-away-2000/
(tanpa pengubahan)
#A good movie #not trade of sensuality #power of love #never give up #there is a meaning behind the problem. Enjoy. n.n