Samudra

  • 3

    Aku dengan segala prasangkaanku, terkadang tak dapat menilai secara objektif apa-apa yang menurutku prasangkaanku tidak baik, tapi ternyata biasa2 saja dimata yang lain, menurut prasangkaanku baik, ternyata tak bermakna apa2 dimata yang lain
    Aku dengan segala pemikiranku, terkadang terhanyut oleh arus kegelapan yang menurutku sudah cukup untuk mengerti satu hal, tapi ternyata tidak dimata yang lain
    Aku dengan segala jalanNya yang sudah dijamin ada relnya, terkadang masih juga tersesat pada satu jalan buntu tapi ramai, dan aku hanya terdiam, dan semua orang di jalan itu hanya bersikap acuh satu sama lain
    Aku dengan segala kesombonganku, terkadang lupa dan lalai atau juga bahkan menyengajakan untuk lupa atau lalai akan satu tanggung jawab yang kusadari bahwa satu nanti aku jua yang akan memikul akibatnya
    Aku dengan segala kelebihanku, terkadang masih jua memandang pesimis arti dari optimis
    Aku dengan segala segalanya aku, entahlah kenapa jua lebih senang tertawa haha-hihi terlebih dulu sebelum kusesali waktu yang seharusnya kugunakan tuk hal lain yang lebih berguna
    Aku dengan segala janji-janji pada diriku, terkadang merasa muak dan munafik jika ternyata belum semuanya atau bahkan tiada satupun darinya yang sudah kulaksanakan
    Aku dengan segala kekuranganku, bahkan terkadang tak jua membuatku sadar dan masi memelihara underdog itu dalam bawah sadarku 
    Aku dengan segala ketidakmengertianku, terkadang masih tak mampu membuat diriku bangkit mencari tahu hingga aku mengerti
    Aku dengan segala kepekaanku, terkadang masih tak mampu menangkap arti dari tatapan sinis, sikap mengacuhkan, respon yang datar, dan teguran basa-basi
    Aku dengan segala kekhawatiranku, terkadang mampu memaksa diri tuk bertindak tanpa berpikir cerdas
    Aku dengan segala ketidaktertarikanku akan suatu hal, terkadang masih jua terjebak pada lingkaran orang-orang yang ribut tentang suatu hal itu dimana aku tak mampu menghindar
    Aku dengan segala keyakinanku, terkadang masih tidak sepenuh hati melakukan apa-apa yang sudah kutahu itu baik dan benar
    Jadi, aku harus dengan siapa atau apa agar hidup terasa mudah-mudah saja?* 
    Mungkin dengan hati yang seluas samudra..
    Ya, samudra!
   *life is never flat, you know..

3 komentar:

  1. setuju kak!!!
    dan bila hatinya jga dalam. sedalam2nya sampai ia punya mata airnya sendiri, untuk menjernihkan hati yg keruh oleh banyaknya masalah dari luar. namun bila dangkal, hati akan mudah keruh dan susah lgi untuk menjernihkannya..

    hehhhee^^

    BalasHapus
  2. iyaa betuuuul ^^b, perlu TAWAS yang BANYAK ndak, ga cukup lagi kalo cuma beli seribu di kedai Pak Kumis!

    ;p

    BalasHapus
  3. hahahhaha ndak TAWAS lagi dow tpi CITRUN ckckck..
    ohya pak kumis gak ada lagi disana

    :P

    BalasHapus